2 Feb 2013

flood, yes flood !

oke, kali ini aku mau cerita sedikit tentang banjir yang baru-baru ini melanda ibukota negara kita tercinta, ya Jakarta kota metropolitan yang begitu megah dengan semua kesenangan yang ditawarkan didalamnya. kota dimana aku dan teman-teman seperantauan ku bernaung demi menuntut ilmu dan mengejar cita-cita kami semua, kota yang tidak pernah tidur dan kota yang kemarin berubah seperti lautan. tapi lautan ini tidak seperti lautan yang ada dipikiran kita selama ini, laut dengan air yang berwarna biru membentang luas, dengan karang-karang dan ikan-ikan berwarna-warni yang hilir-mudik berenang kesana-kemari. It's tottally different! jakarta yang seperti lautan kemarin tidak digenangi air yang berwarna biru yang jernih melainkan air yang kotor, bau, dan berwarna coklat, tidak ada karang-karang yang indah sama sekali yang ada adalah sampah-sampah yang telah bercampur baur dengan air, tidak ada ikan-ikan yang berwarna-warni yang ada hanyalah bangkai hewan yang mengapung mengikuti arus air.


mengerikan? mengenaskan? menyedihkan?  iya, memang sangat mengerikan, mengenaskan serta menyedihkan. Sangat mengerikan melihat air yang begitu kotor, coklat dan bau ada di hadapan mu. Sangat mengenaskan dan menyedihkan melihat semua warga yang mengungsi karena tempat tinggal nya terendam oleh air. Sangat menyedihkan melihat para warga yang biasa nya tersenyum ramah tidak bisa memberikan senyuman ramah yang biasa mereka berikan, yang ada hanyalah guratan kecemasan, kekhawatiran dan kesidihan di muka-muka mereka. Sangat menyedihkan melihat anak-anak dan ibu-ibu mengantri mengambil makanan yang disediakan di posko-posko bantuan yang disediakan oleh berbagai pihak. Sangat menyedihkan mendengerkan keluhan-keluhan mereka semua.  Sangat menyedihkan dan mengerikan melihat jalan-jalan yang selama ini kita lalui berubah menjadi alayaknya selokan raksasa dan tidak bisa dilalui lagi. Sangat menyedihkan melihat berita-berita di semua media mengenai Jakarta tetapi bukan berita mengenai prestasi atau pencapaian yang dicapai oleh ibukota negara ini melainkan karena musibah yang melanda nya. Dan percaya atau tidak, rasanya sangat berbeda ketika aku dulu masih berada di Palembang dan melihat berita di koran atau di TV mengenai banjir di Jakarta dibandingkan ketika akau berdiri langsung, melihat dengan mata kepalaku sendiri genangan-genangan air yang berada tepat di depan ku. I even can't describe how is my feeling at that time..



Awalnya, ketika hujan turun aku sangatlah bersyukur, karena setidaknya aku bisa merasakan hawa yang sedikit sejuk dari biasanya, aku bisa merasakan aroma hujan yang menenangkan yang sudah jarang sekali aku bisa rasakan semenjak aku tinggal di Jakarta. Aku setidaknya bisa tidur tanpa harus berkeringat walaupun tanpa kipas angin. Tetapi semua perasaan damai itu berubah, ketika melihat kenyataan bahwa Jakarta terendam, dan sebagian orang-orang harus menderita dikarenakan hujan yang awalnya merupakan anugerah bahkan sebagian orang-orang tersebut adalah teman-teman ku sendiri. Ya, sebagian teman-teman ku yang sama seperti aku yang baru pertama kali harus pergi jauh dari orang tua juga turut merasakan menjadi korban banjir. Tengah malam mereka mengungsi, karena waktu itu banjir nya datang terlalu mendadak, tengah malam mereka membawa barang-barang seadanya, tengah malam di saat listrik padam dan disaat mungkin sebagian orang telah tertidur lelap, mereka kebingungan harus mengungsi kemana. Sungguh sangat menyedihkan ketika kuliah bahkan sebagian mereka harus ganti baju dan mandi di kampus.


tetapi, di balik semua musibah tentunya ada hikmah bukan? menurut ku pribadi musibah banjir ini seharusnya menjadi bahan untuk instropeksi diri sendiri, jangan menyalahkan siapa-siapa, tapi tanyakan dulu pada diri sendiri, apakah saya juga mempunyai andil sehingga banjir ini bisa terjadi? apakah sampah-sampah yang membuat saluran air di kali-kali menjadi terhambat salah satu nya terdapat sampah saya yang saya bang sembarangan tanpa memikirkan akibatnya? jika ya, maka marilah berubah, mari buat Jakarta menjadi bersih dan indah, mari mulai dari diri sendiri terlebih dahulu, mari mulai membiasakan untuk memebuang sampah pada tempatnya. Mari berubah untuk Jakarta yang lebih baik kedepannya. :)