4 Mar 2019

LEBIH DEKAT DENGAN ANGKA KEMISKINAN BPS


Kemiskinan merupakan masalah yang dimiliki oleh hampir setiap negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Sehingga data tentang kemiskinan sangat menarik untuk dibahas dan diulas oleh penduduk Indonesia, dari mulai para pengambil keputusan sampai dengan masyarakat umum, hal ini terbukti dari setiap kali data kemiskinan rilis, maka media nasional maupun media sosial menjadi ramai memperbincangkan tentang data ini. Di Indonesia,  Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki tugas untuk menghitung banyaknya penduduk miskin. Banyaknya penduduk miskin secara makro dirilis oleh BPS dua kali setiap tahunnya, yaitu kondisi kemiskinan pada bulan Maret dan September. Namun sayangnya, data yang begitu strategis ini sering memicu perdebatan pada masyarakat awam, karena mungkin adanya mispersepsi tentang data kemiskinan terutama data Garis Kemiskinan dan Jumlah penduduk miskin yang disebabkan oleh kurangnya sosialisasi tentang makna sebenarnya dari angka kemiskinan tersebut.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai apa itu angka kemiskinan, perlu untuk diketahui arti dari kemiskinan itu sendiri. Menurut Bank Dunia (2004) “Kemiskinan adalah kelaparan. Kemiskinan adalah tidak adanya tempat tinggal. Kemiskinan adalah sakit dan tidak mampu untuk pergi ke dokter. Kemiskinan adalah tidak memiliki akses untuk bersekolah dan tidak bisa membaca. Kemiskinan adalah tidak memiliki pekerjaan, takut akan masa depan, hanya hidup satu hari untuk satu waktu. Kemiskinan adalah kehilangan anak yang karena sakit yang disebabkan oleh air yang tidak bersih. Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, kurangnya keterwakilan dan kebebasan”. Dari pengertian tersebut terlihat bahwa kemiskinan merupakan masalah multidimensional yang sangat kompleks sehingga data kemiskinan yang akurat dan aktual sangat diperlukan untuk evaluasi pemerintah mengenai keberhasilan program pengentasan kemiskinan yang selama ini telah dilakukan dengan menggunakan APBN yang tentunya tidak sedikit yaitu pada tahun 2018 misalnya, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 292 Triliun untuk menanggulangi kemiskinan yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 228.2 Triliun.

Untuk mengukur kemiskinan yang begitu kompleks dan kualitatif, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. BPS mengukur kemiskinan dari sisi ekonomi, karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling memungkinkan saat ini untuk digunakan, selain itu sebagian besar negara-negara di dunia juga menggunakan metode yang sama untuk mengukur kemiskinan. Setiap tahun, BPS merilis jumlah penduduk miskin, Garis Kemiskinan (GK), ketimpangan, dsb. Angka-angka ini merupakan angka kemiskinan secara makro dan merupakan hasil estimasi yang di dapatkan dari hasil pengolahan survei sosial ekonomi nasional (Susenas).

Sekarang mari kita telaah dan pahami lebih lanjut makna dari Angka Kemiskinan yang dikeluarkan oleh BPS ini. Pertama untuk digaris bawahi Angka Kemiskinan yang dihasilkan oleh BPS adalah hasil estimasi, etimasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai “perkiraan”, namun tentu saja bukan sembarang perkiraan melainkan perkiraan menggunakan dasar dan ilmu statistik, perkiraan ini didapatkan dari hasil olah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional). Susenas dilakukan dua kali setiap tahunnya yakni pada bulan maret dan september. Susenas dilaksanakan di semua kabupaten di wilayah NKRI tanpa terkecuali, dari sabang sampai marauke. Petugas pencacah turun langsung ke rumah-rumah responden yang terpilih secara acak (random sampling), jadi responden bukan hanya keluarga dari orang-orang BPS, atau orang yang dapat dipilih secara seenaknya oleh petugas. Selanjutnya petugas melakukan wawancara secara langsung dengan responden dengan menanyakan ratusan item pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Diperlukan rata-rata waktu minimal 2 jam bagi seorang petugas untuk mewawancarai responden susenas. Jawaban responden inilah yang kemudian akan dientri dan diolah lalu kemudian digunakan untuk mengihitung GK (Garis Kemiskinan).

Garis Kemiskinan terdiri dari GK makanan dan GK non makanan, Garis kemiskinan menunjukkan jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum makanan yang setara dengan 2100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan pokok bukan makanan. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran konsumsi per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin atau secara sederhana penduduk yang pengeluarannya di bawah GK akan dimasukkan ke golongan penduduk miskin. GK setiap Kabupaten dan Kota tentu saja akan berbeda satu dengan yang lain, mengingat setiap kabupaten kota memiliki harga bahan pokok makanan dan non makanan yang berbeda-beda sehingga uang yang dibutuhkan untuk memenuhi kenutuhan dasar makanan dan non makanan juga akan menjadi berbeda di setiap kabupaten dan kota yang ada di seluruh NKRI. Hal inilah yang sering memicu perdebatan di masyarakat umum, misalnya saja ketika BPS merilis Jumlah penduduk miskin dan GK kondisi Sepember 2017 tanggal 2  Januari 2018 kemarin, diketahui bahwa GK secara nasional atau GK Indonesia sebesar  Rp387.160,- per kapita. Arti dari kata “kapita” disini adalah per orang, jadi jika dalam satu rumah tangga terdapat 5 orang maka rumah tangga tersebut dikatakan miskin jika pengeluarannya kurang dari Rp1.935.800,- setiap bulannya. Banyak masyarakat yang melupakan ada kata “kapita” di ujung GK yang dirilis oleh BPS ini, sehingga menimbulkan mispersepsi yang luar biasa yaitu banyak masyarakat yang menyangka bahwa GK Rp387.160 ini untuk satu keluarga atau satu rumah tangga. Selain itu, yang juga harus dipahami angka tersebut merupakan angka nasional atau angka Indonesia yaitu hasil rata-rata dari setiap kabupaten kota yang ada di Indonesia, jadi jika penduduk Jakarta berkata “bisa makan apa dengan uang sebanyak Rp387.160,-  setiap bulannya” tentu saja perkataannya ini menjadi tidak relevan karena untuk Provinsi DKI Jakarta GK nya sebesar Rp578.247,- per kapita.

Setelah GK didapatkan, maka akan dihitung jumlah penduduk miskin yang ada di Indonesia serta di setiap kabupaten kota di Indonesia. Angka ini adalah angka Kemiskinan secara makro, maksudnya angka yang dihasilkan tidak dapat menunjukkan dimana dan siapa penduduk miskin tersebut berada (by name by adress), angka ini hanya dapat  menunjukan berapa banyak penduduk miskin yang ada di Indonesia yang selanjutnya dapat dilihat apakah kemiskinan di Indonesia semakin menurun atau malah sebaliknya semakin meningkat, dari sini dapat terlihat apakah program penanggulangan kemiskinan yang dicanangkan pemerintah sudah berhasil atau malah gagal. Untuk kondisi September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen), berkurang sebesar 1,19 juta orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2017 yang sebesar 27,77 juta orang (10,64 persen). Perlu untuk dicatat, berkurang bukan berarti penduduk miskin di Indonesia telah habis, masalah kemiskinan sudah tuntas, atau pemerintah bisa berleha-leha, karena masih terdapat 26,58 juta orang yang berada di bawah garis kemiskinan yang perlu untuk diperhatikan dan diangkat derajat hidup dan kesejahteraannya.

Untuk kondisi Kota Pontianak sendiri, menurut BPS pada tahun 2016 garis kemiskinan Kota Pontianak pada tahun 2016 sebesar Rp427.783; perkapita perbulan artinya setiap orang/individu jika memiliki pendapatan di bawah Rp427.783 per bulannya maka akan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sedangkan pada tahun 2017, garis kemiskinan Kota Pontianak meningkat menjadi sebesar Rp439.648; perkapita perbulan artinya setiap orang/individu jika memiliki pendapatan di bawah Rp439.648 perbulannya maka akan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Untuk lebih jelasnya, mari kita menggunakan contoh. Misalnya, dalam satu keluarga terdapat 5 orang anggota keluarga, seorang ayah sebagai kepala keluarga dan satu-satunya anggota keluarga yang bekerja, seoarang ibu yang sehari-harinya merupakan ibu rumah tangga, 2 orang anaknya yang sudah berusia sekolah serta satu orang bayi. Pada tahun 2017 keluarga ini akan dikategorikan sebagai keluarga miskin, apabila pendapatan sang ayah sebagai tulang punggung keluarga tersebut di bawah (5x Rp439.648) yaitu sebesar Rp2.198.240, inilah makna perkapita yang dimaksud dalam garis kemiskinan. Semua anggota keluarga dihitung sama rata, baik ayah, ibu, anak, maupun bayi sekalipun harus memiliki pendapatan minimal Rp439.648 agar tidak dikategorikn sebagai penduduk miskin. Dalam keluarga tadi, jika pendapatan sang ayah hanya 2 juta perbulannya maka semua aggota keluarga tersebut yaitu sebanyak lima orang akan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Masih menurut BPS, pada tahun 2016 terdapat 5,55 persen penduduk miskin di Kota Pontianak atau sebanyak 34.130 jiwa penduduk Kota Pontianak  masih hidup di bawah garis kemiskinan. Pada tahun 2017 jumlah penduduk miskin di Kota Pontianak mengalami penurunan, yaitu terdapat 5,31 persen penduduk Kota Pontianak yang tergolong miskin atau sebanyak 33.180 jiwa penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Penurunan angka kemiskinan tentu saja merupakan hal yang baik dan harus disambut positif oleh kita semua. Karena artinya, sudah ada perbaikan kualitas hidup di Kota Pontianak. Hal ini tentu saja tidak membuat kita lantas menjadi puas dan tidak melakukan apa-apa. Hal kecil yang dapat dilakukan untuk membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan salah satunya adalah memberikan data yang sebenarnya ketika tenyata diri kita menjadi sampel terpilih dalam survey maupun sensus yang dilakukan oleh BPS, sehingga data yang dihasilkan oleh BPS adalah data yang makin dapat dipercaya dan dapat dijadikan landasan yang kuat bagi pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya dalam mengambil keputusan serta menetapkan kebijakan demi Pontianak yang lebih baik.

keyword : per kapita = per orang

14 Jan 2019

TATA CARA PENGAJUAN PERTAMA FUNGSIONAL STASTISI BADAN PUSAT STATISTIK


Tulisan ini sengaja dibuat buat teman-teman yang mungkin akan mengajukan diri menjadi fungsional statistisi (like me) siapa tau bermanfaat dan berguna. Sebelumnya intro dululah, kenapa saya akhirnya memutuskan untuk menjadi fungsional, selain karena secara otomatis grade akan naik satu tingkat, menjadi fungsional lebih menguntungkan karena kita bekerja untuk diri sendiri, beda dengan struktural yang kerjaannya menyangkut hajat hidup orang banyak, walaupun kalo jadi staf tetap aja sih ngurusin hajat hidup orang banyak yang gak bisa dinilai dengan angka kredit (a.k.a lillahita’la).

Oke, langsung saja, langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengajukan fungsional adalah mengajukan akun untuk akses ke (sijafung.bps.go.id), caranya gampang tinggal kirim email ke admin sijafung, biasanya admin akan memberikan akses satu mingu kemudian. Berikut format email untuk kirim ke admin sijafung:


Langkah kedua yang harus dilakukan adalah, mendaftar pekerjaan-pekerjaan yang ada nilai angka kreditnya. Daftar pekerjaan-pekerjaan yang ada nilai angka kreditnya beserta contohnya ada di peraturan kepala BPS nomor 59 tahun 2014 (file terlampir juga yaa). Setelah semua pekerjaan didaftar, kita harus mulai mengumpulkan bukti fisik pekerjaan-pekerjaan kita, bukti fisik yang harus dillampirkan juga ada di peraturan kepala BPS nomor 59 tahun 2014. Kegiatan mengumpulkan bukti fisik inilah yang paling memakan waktu, jadi semangat ya gaes.

Jika bukti fisik telah terkumpul, selanjutnya kita harus entry pekerjaan-pekerjaan kita itu di web sijafung, di bagian “USULAN” lalu “TAMBAH USULAN”. Jika sudah selesai entry di jafung, langkah selanjutnya adalah pilih bagian “DUPAK”. Lalu cetak DUPAK dan cetak SPMK. Setelah DUPAK dan SPMK dicetak, cetak juga bukti fisik yang telah dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat surat pengantar dari kepala kantor, lalu minta tanda tangan ke kepala kantor. Oiya, jangan lupa sebelumnya izin terlebih dahulu ke kepala seksi dan kepala kantor kalau kita mau mengajukan fungsional, karena kita akan membutuhkan tanda tangan kepala kantor sangat banyak, dari mulai untuk bukti fisik, DUPAK, SPMK, serta surat pengantar. Jangan lupa lagi, semuanya dibuat dua rangkap dan keduanya tanda tangan asli. Satu untuk BPS Provinsi satu lagi untuk BPS RI. 

Jika telah selesai, maka langkah selanjutnya adalah jilid (DUPAK, SPMK, dan Bukti Fisik) menjadi satu. Selanjutnya minta surat pengantar ke TU, lalu kirimkan ke BPS Provinsi. Setelah itu, di web sijafung, jangan lupa untuk klik “KIRIM DUPAK”.

Jika hal-hal di atas sudah dilakukan, maka selesai sudah penderitaan dalam mengajukan fungsional, yang kita lakukan selanjutnya adalah hanya menunggu kabar dari BPS Provinsi mengenai kabar SK Fungsional kita.

Untuk contoh-contoh berkas bisa didownload di sini ya teman-teman: http://s.bps.go.id/fungsionalirmei 

Sekian post saya kali ini, semoga bermanfaat dan berfaedah. 

6 Jun 2018

BEKERJA DI BPS (BADAN PUSAT STATISTIK)


Sebenernya merasa kurang pantes untuk menceritakan hal ini, karena saya baru kerja di BPS belum genap 2 tahun. Tapi, melihat sentimentalnya masyarakat terhadap data BPS. I think, I should do something. Dan yang paling gampang yaa nulis di blog sendiri.

Sebagai pembukaan, untuk diketahui, BPS adalah Badan Pusat Statistik, singkatnya tugas BPS ini untuk menghitung indikitator-indikator ekonomi, sosial, dll di Indonesia yang secara umum digunakan untuk evaluasi kinerja yang telah dilakukan oleh pemerintah. Gimana caranya BPS menghitung ini? Dengan melaksanakan berbagai macam survei dan sensus. Jadi, kalo ada yang bilang BPS kerjanya 10 tahun sekali (Cuma ketika sensus saja). Waah, salah besar. Untuk gambaran, ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh BPS di tahun 2018.

Jika ditotal, selama tahun 2018 ini terdapat 695 kegiatan yang dilaksanakan di setiap BPS kabupaten/kota. Bisa dibayangkan beban kerja yang harus ditanggung oleh setiap pegawai BPS kabupaten/kota. Untuk dicatat, di kantor saya sendiri dengan beban kerja seperti itu, hanya terdapat total 22 pegawai organik di kantor. Untuk ukuran BPS, kantor saya ini tergolong memiliki pegawai yag cukup karena di setiap kecamatan posisi KSK (Kepala Seksi Kecamatan) terisi. Banyak kantor di daerah lain, terutama dengan jumlah kecamatan yang puluhan, posisi KSK ini kosong, sehingga terpaksa beberapa orang harus rela memegang dua kecamatan atau bahkan tiga kecamatan sekaligus.
Kegiatan di BPS, terutama di BPS kabupaten/kota sangat erat dengan kegiatan lapangan (survei dan sensus). Yang menjadi target survei atau sensus itu banyak, dari mulai anggota rumah tangga (individu), rumah tangga, perusahaan, instansi-instansi pemerintahan, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, sawah, dll. BANYAK. Kalau harus disebutkan satu-persatu, insyaAllaah saya yang akan lelah :”).

Kegiatan lapangan ini seperti apasih? Pada umumnya, kegiatan lapangan itu kami akan MENDATANGI responden ke tempatnya lalu melakukan wawancara secara langsung. Untuk menghitung angka kemiskinan misalnya yang selama ini setiap angkanya dirilis selalu menimbulkan perdebatan dan nyinyiran netijen, kami harus melakukan wawancara secara langsung (door to door) ke rumah-rumah responden menggunakan kuesioner yang tebalnya masyaAllaah, untuk mewawancarai satu responden dibutuhkan waktu minimal 2 jam.  Respondennya pun kami tidak bisa memilihi seperti yang selama ini banyak diprasangka oleh netijen. Kami mendapatkan alokasi responden dari BPS pusat, dan kami tidak punya hak untuk mengganti sampel, karena sampel itu sendiri diambil menggunakan metode penarikan sampel yang sudah dipikirkan matang-matang agar hasilnya dapat mewakili populasi.

Banyak tantangan dan rintangan yang harus dilalui oleh para petugas untuk sekedar mengisi kuesioner-kuesioner yang hasilnya selama ini selalu dipandang sebelah mata. Misalnya penolakan dari responden itu sendiri, hal ini SANGAT SERING terjadi. Walaupun kami sudah memperkenalkan diri, membawa surat tugas, dan menjelaskan tujuan wawancara, MASIH SANGAT BANYAK masyarakat yang SEACARA TERANG-TERANGAN MENOLAK UNTUK DIWAWANCARAI, bahkan ada yang bersikap KASAR kepada petugas, dari mulai mengusir petugas, memarahi petugas, sampai mencaci-maki petugas. Hal ini baru dari sisi penerimaan responden, belum lagi jika akhirnya dengan terpaksa responden menerima untuk diwawancara, tidak sedikit responden yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan asal-asalan. Kalau sudah seperti ini, bagaimana data yang dihasilkan BPS dapat benar-benar mewakili populasi?

Selain dari sisi penerimaan responden,ada lagi rintangan yang harus dilalui para petugas yaitu medan di lapangan. Nggak pantes rasanya saya mengeluh karena saya dari awal penempatan di BPS kota, jadi bisa dibilang akses untuk ke tempat survei  terbilang mudah. Namun untuk dicatat, kantor BPS terdapat di seluruh kabupaten di Indonesia, dari sabang sampai marauke, dari Aceh sampai Papua. Teman-teman saya yang penempatan di daerah-daerah yang jauh dari ibukota harus melewati berbagai macam medan dengan nyawa sebagai taruhannya, dari mulai jalan hancur yang hampir mustahil untuk dilewati, harus naik speed boat berjam-jam, bahkan harus naik pesawat kecil yang disewa agar bisa sampai ke tempat tujuan survei. Mereka juga harus menginap berhari-hari di sana, sampai kegiatan survei selesai dilaksanakan, dengan fasilitas yang sangat minim (beberapa daerah bahkan tidak ada sinyal) sehingga mereka harus rela hilang dari peradaban untuk sementara dan tidak bisa bertukar kabar dengan sanak keluarga. Semuanya dilalui oleh mereka, agar data yang dihasilkan benar dari mulut responden.  Banyak hal yang harus dilalui pegawai BPS ketika mengumpulkan data, ketika mengumpulkan data di sawah misalnya untuk menghitung produksi beras, ada pegawai yang terkena gigitan ular, ada juga yang harus mengalami hal ini : http://berau.prokal.co/read/news/47994-kapal-tenggelam-dihantam-ombak-puluhan-data-sakernas-ikut-lenyap.html

Memang, semua pekerjaan mempunyai resikonya sendiri, menjadi pegawai BPS juga bukan pekerjaan tersulit pastinya, masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang benar-benar harus mempetaruhkan jiwa dan raga. Namun, saya menulis ini, hanya agar usaha yang telah kami lakukan tidak ditiadakan, kami tidak meminta agar gaji kami dinaikkan, atau agar pekerjaan kami dikurangi, kami hanya ingin, apa yang telah kami lakukan setidaknya sedikit dihargai. Kami akui, BPS masih banyak kekurangan, BPS juga terus berupaya untuk memperbaiki diri agar semakin lama semakin baik dan data yang dihasilkan juga semakin bagus. Banyak metode-metode baru yang dicoba, banyak juga metode-metode baru yang sedang dikembangkan dengan harapan data yang dihasilkan terus dan terus membaik. Tentu saja, hal ini bisa terwujud jika semua pihak dapat mendukung kinerja BPS. Dari mulai hal yang paling simpel, jika ada petugas kami yang datang, agar diterima dengan baik, menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya. Demi data Indonesia yang lebih baik J.

17 Nov 2017

Bikin Paspor di Imigrasi Pontianak: TWO THUMBS UP!

Jadi, tulisan ini dibuat karena rasa kagum dan rasa masih tidak percaya setelah bikin paspor hari ini. Sebenarnya, udah lama banget kelengkapan paspor dikirim ibu dari Palembang. Dari awal bulan September kalo nggak salah, tapi.. berhubung “katanya” aku harus ngeluangin waktu dari pagi dan sampe sore di kantor imigrasi, terus harus antre, terus belum lagi “katanya” ada calo dan sebagainya. Jadilah, maleees banget mau ngurus paspor walaupun kantor imigrasinya tinggal nyebrang doang dari kantor ku. Sampe akhirnya kemarin, salah satu senior di kantor bilang, ngambil nomor urut antrian buat bikin paspor udah bisa online. WOW. Emang sempet denger sih, dulu bisa online, tapi katanya udah dihentikan. Ternyata sekarang udah dibuka lagi daftar online. Dan kerennya lagi, imigrasi pontianak ada situsnya sendiri, nggak gabung sama imigrasi lainnya di Indonesia. Keren!

Langsunglah aku googling alamat buat daftar online imigrasi pontianak, in case you are wondering, ini dia situsnya : http://pontianak.imigrasi.go.id/pro/

Nah, itu dia tampilan webnya. Tinggal ngikutin semua langkahnya. Jadi, nanti kita akan bisa milih hari dan jam kedatangan sendiri. LUARRR BIASAAA  *masih kagum*. Aku sendiri ngambil antrian hari kamis tanggal 16 november, dan daftar buat besoknya yaitu tanggal 17 november jam 11 siang. Di akhir, kita bisa cetak nomor antrian kita, disitu juga ditulis kita harus datang maksimal 30 menit sebelum, dan membawa perlengkapan berkas yang asli serta fotokopi satu kali (berkasnya akta kelahiran, KTP, dan KK).

Besoknya aku jalan dari kantor, nyebrang ke kantor imigrasi jam 10.15, dateng langsung antri buat konfirmasi. Darisana aku langsung disruruh masuk ke ruangan loket-loketnya. Di ruang loket ini, aku baru mau duduk, eh langsung dipanggil. Kemudian, aku duduk dan diwawancara sebentar, abis itu dipoto, terus dikasih kwitansi. Kwitansi ini isinya kode bayar dan jumlah yang harus dibayarkan. Untuk bikin paspor baru yang isinya sebanyak 48 lembar, biayanya Rp355.000. Abis dapet kwitansi, langsung pulang!!! WOOOW LAGI. Kalau dihitung-hitung, waktu yang aku habiskan di kantor imigrasi kayaknya gak nyampe 15 menit sih. Keren... abis itu bayarnya bisa lewat ATM atau internet banking. Aku bayar lewat internet banking. Dan 3 hari kerja setelah bayar paspornya bisa diambil, dengan membawa bukti bayar dan kwitansi tadi.

Serius, masih terkagum-kagum. Ternyata bisa dibuat sesimple itu yaa urusan administrasi ini. Coba.. kalo bikin KTP, SIM, KK, akta kelahiran, dan sebagainya bisa juga kayak gini. Semua konsumen bisa milih jam dan hari kedatangan sendiri secara online, dateng, urusan selesai, tanpa calo, tanpa nunggu lama-lama, keren bangetlah Indonesia ini pasti jadinya. Yang jelas buat orang yang kerja kayak aku, yang masuk pagi pulang sore, ini bisa bener-bener mengefektifkan waktu sih. Gak perlu izin seharian sama atasan cuman buat ngurusin dokumen. Semoga kantor imigrasi ini bisa jadi contoh untuk kantor-kantor lainnya. Dari segi pelayanan sampe sistemnya yang super keren ini, menurut aku harus banget sih dicontoh sama instansi lain. Pokoknya standing applause, two thumbs up buat kantor imigrasi. Semoga bisa dipertahankan, bila perlu ditingkatkan!

5 Mar 2017

FIRST IMPRESSION : PONTIANAK

Ehem, kali ini akhirnya.. kepengen nulis lagi, setelah sekian lama nggak nulis huehehe. Kali ini mau share my “first impression about Pontianak”. Oke, sebelumnya mau ngasih tau dulu, sekarang aku officially tinggal di Kota Pontianak which is ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, which is artinya merantau lagi, which is kali ini merantaunya bukan di Jakarta lagi, which is artinya merantaunya lebih jauh lagi. Tapi.. setelah dipikir-pikir nggak jauh-jauh amat sih dibandingin orang yang harus tinggal di luar negeri atau yang harus merantau diujung timur atau ujung barat Indonesia, intinya yaa syukurin aja.Walaupun tadinya sih sungguh amat sangat berharap bisa balik lagi ke sumatera selatan, walaupun dari awal nggak mengharapkan palembang, tapi yaa asal sumatera selatan aja udah cukup seneng. Tadinya juga berharap, seenggaknya kalo nggak di Sumsel yaa masih di sumatera lah, Jambi, Bengkulu, Riau, Kepri, Bangka masih oke karena pengen balik ke sumatera. Tapi ternyata bener-bener nggak bisa ke Sumatera akhirnya milih Pontianak Kalimantan Barat, sengaja milih Pontianak karena seenggaknya Pontianak itu kota, dan alhamdulillah pilihan pertama yang diterima, akhirnya tanggal 14 Februari 2016. Aku dan teman-teman diberangkatkan ke Kalimantan Barat.

Hmmmm, waktu menginjakkan kaki di bandara Supadio impression nya bandaranya lebih kecil dibandingin soekarno hatta (yaiyalah wkwk) dan juga lebih kecil dibandingkan bandara SMB di Palembang. Terus, setelah dua minggu lebih sedikit aku tinggal disini, actually I kinda like Pontianak. Apa yaa, Pontianak itu kota kecil sih emang, kalo dibandingin sama Palembang aja, Pontianak jauh lebih kecil. Palembang luasnya 400,61 km pesegi, sementara Pontianak luasnya 107,8 km persegi, jadi bisa disimpulkan Palembang 3,72 kali lebih luas dibandingkan Pontianak (uwaah aku juga baru tau setelah googling barusan wkwk). Next, dari segi jumlah penduduk tentunya Palembang jauh lebih banyak penduduknya, menurut BPS Kota Palembang, jumlah penduduk Kota Palembang tahun 2014 adalah sebanyak 1.580.517 orang sementara menurut BPS Kota Pontianak (tempat ku kerja nih hahaha) jumlah penduduk Kota Pontianak tahun 2014 sebanyak 598.097. Artinya dari sisi jumlah penduduk Palembang juga 3 kali lebih banyak dibandingkan Pontianak. Tapi #funfact kalo dari sisi kepadatan penduduk, TERNYATA PONTIANAK LEBIH PADAT!!!! Jadi di Pontianak itu, terdapat 5.464 penduduk per kilometer persegi sementara di Palembang terdapat 3.890 penduduk per kilometer persegi. Namun akan tetapi walaupun Pontianak lebih padat, disini tidak lebih macet dibandingin Palembang apalagi Jakarta (yaiyalah wkwk). Enaknya tu ya itu, Pontianak itu kota, mau apa aja insyaallah ada disini, mall ada, pasar ada, jalanan udah bagus, rumah sakit deket, dan lain-lainnya seperti di kota lainnya. Tapi, kotanya itu ya itu tadi, kota kecil, jadi kemana-mana nggak macet. Terus di Pontianak itu, orang-orangnya ramah-ramah, dan mereka selow gitu hidupnya. Kemaren kan pas pertama dateng, di Pontianak turun hujan terus, jadilah beberapa pemukiman dan jalan-jalan banjir, tapi mereka nggak ada yang ngeluh gitu, baiasa aja.. kerenlah, aku sampe bingung, kok yaa bisa mereka seselow itu, banjir loh ini :’D. Bahasa Pontianak juga sejauh ini aku masih ngerti sih, bahasa melayu yang mengarah ke bahasa malaysia, logatnya enak didenger, mereka halus gitu ngomongnya nggak kayak di Palembang mau ngomong gimana juga kayak orang marah-marah, mungkin disini kebalikannya deh, mau marah-marah juga kayak nggak marah. Kotanya juga bersih, nggak kayak Jakarta. Dulu di Jakarta first impression nya pokoknya Jakarta itu kotor :’) *sorry to say*. Nah kalo Pontianak ini sejauh ini bersih, di jalan-jalan juga bersih, bikin betah. Tapi, minusnya Pontianak itu, disini hampir nggak ada kendaraan umum cuy, angkot, ojek, bus kota, bajaj, taxi, apapunlah itu, nggak ada sama sekali. Angkot katanya masih ada sih, yaa munculnya sejam dua jam sekali lah wkwkwk. Jadi, kalo mau tinggal disini emang harus punya motor sendiri sih atau mobil juga boleh kok hahah.

Okee sekian first impression tentang Pontianaknya. I’m looking forward to my new experience here! Hope everything will be good ahead! Hope all of us for a happy and blessed life ahead! :)


2 Nov 2016

Tes Kemampuan Dasar 2016 (TKD 2016)

Helloooo well as I said before, if I don't have something to do I'll write anything else, and here it is!! Yes, sampe detik ini aku masih pengangguran seanggur-anggurnya. Sampe bingung mau ngapain. Setelah kemaren ngursin berkas (a.k.a kartu kuning dan SKCK) yang aku pikir akan memakan waktu seharian ngurusinnya, ternyata tidak saudara-saudara, waah saya terkejut *krikkrikkrik*. Oke lanjut, aku hari ini mau nyeritaian tentang TKD dan mungkin a little tricks and tips.

Jadi, as I said in my blog post before, aku wisuda tanggal 8 Oktober.  Dan pengumuman resmi waktu diadakannya TKD di kampus ku tanggal 6 Oktober seingetku. Isi pengumumannya, TKD akan dilaksanakan pada 12 Oktober wkwkwk. Waktu liat pengumuman itu agak khawatir sih, mengingat persiapan yang sangat belum maksimal. Banyakan nonton drama korea nya hiks. Abisnya drama yang baru rilis bagus-bagus banget gimana dong. Walaupun jujur supaya nggak dibilang pencitraan, aku udah sempet belajar, karena... motivasi dari teman-teman kosku yang luar biasa. Jadi, temen kamar depan ku, dia emang nggak usah diragukan rajin banget, bahkan dia udah baca materi TWK (Tes Wawasan Kebangsaan), aku waktu itu belum sama sekali, beneran sama sekali belum nyentuh buku, terus temen di kamar sebelah, udah menghabiskan soal-soal TIU (Tes Intelegensia Umum) di bukunya disaat aku belum juga baca sama sekali, sejak saat itu semangat ku terbakar wkwkwk. Mulailah baca-baca. Awalnya niat buat ngebaca TWK dulu, tapi.... setiap baca TWK yang ada ngantuk, yaudah daripada tidur terus dan nggak belajar, akhirnya aku mulai dengan TIU. Yang kemudian tanggal 6, 7, 8, 9, 10 nggak belajar sama sekali dikarenakan kegiatan pra wisuda-wisuda-dan pasca wisuda. Lalu SKS (Sistem Kebut Semalam) tanggal 11 (jangan ditiru).  Anyway, kenapa kami sekolah ikatan dinas masih harus melaksanakan TKD? karena peraturan TKD baru keluar tahun 2014 *cmiiw. Nah, jadi pas kami tes masuk pertama kali nggak sama tes TKD sekalian. Sementara untuk angkatan 2014 kebawah, mereka udah tes TKD dari awal, jadi pas lulus nggak perlu tes TKD lagi.

Next, kita lanjut ke hari H. Tanggal 12 Oktober aku dan teman-teman naik grab car ke lokasi tes, kami tes di BKN nya langsung. Saat TKD sendiri kita diberikan 35 soal TWK, 30 soal TIU, dan 35 soal TKP (Tes Kemampuan Kepribadian). Total 100 soal dan diberikan waktu satu setengah jam untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Jadi kalo dipukul rata, kita punya 54 detik untuk mengerkakan setiap soal.

Untuk TIU soalnya sebenarnya nggak terlalu susah, banyak-banyak latihan di buku soal yang dijual di pasaran sangat membantu. Kemarin pas punyaku soalnya nggak jauh beda sama yang di buku, mulai dari penarikan kesimpulan, bangun ruang, deret, dan soal yang kayak abcde duduk pada sebuah meja persegi, blablabla, siapakah yang duduk disebelah e? Nah tuh soal yang kayak gitu juga banyak yang keluar. Untuk bangun ruang, soal yang keluar nggak ribet kok, sekitaran luas permukaan, luas, dan volume. Jadi mohon diinget rumusnya karena aku lupa-lupa inget rumusnya waktu ngerjain. Terus juga inget-inget angka istimewa kayak 1/3 = 0,333 dan lain-lain. Intinya ngerjain TIU jangan keburu-buru, santai aja santaai, kerjain dengan teliti. Kalo nggak bisa jawab, jangan kelamaan di satu soal, inget! waktu ngerjain TKD terbatas, manfaatkan sebaik mungkin. Tandai di kertas, nomor mana yang belum kejawab, dan move on ke nomor selanjutnya. Nanti pas udah sampe akhir, barulah balik lagi ke nomor yang belum kejawab.

Nah untuk TKP, kayaknya semua yang mau TKD udah tau lah yaa tips dan tricks nya. Intinya you have to think like an angel hahaha. Jawablah soal TKP dengan cara memposisikan diri sebagai malaikat dan orang paling baik sejagad raya. Dijamin lolos passing grade. Oiya lupa bilang, di TKD ini ada passing grade untuk masing-masing tesnya, kalo salah satu gak lolos passing grade, walaupun yang lain nilainya sempurna, akan dinyatakan tidak lolos. TWK passing grade nya 70, TIU 75, TKP aku lupa (googling aja, atau baca di buku lengkap pasti). Untuk TWK dan TIU satu jawaban benar akan bernilai 5 dan yang salah 0. Jadi PASTIKAN untuk menjawab semua soal. Untuk TKP jawaban akan memiliki skor skala 1-5.

Next, TWK, nah ininih yang ngebuat banyak orang nggak lolos TKD. Kadang ada yang skornya 65 (which is kurang satu soal bener doang). Untuk TWK, saran aku belajar sebanyak mungkin. UUD 1945 pastikan hapal, walaupun keluar cuma satu dua tapi lumayan. Hapalin sampe ayat-ayatnya. Pengamalan pancasila juga harus hapal which is menurutku itu adalah butir-butir pancasila. Jadi, hapalinlah butir-butir pancasila. Nah, kalo di buku kebanyakan materinya tentang jaman kemerdekaan, cerita tentang ppki, bpupki, dkk. Tapi... unfortunately itu nggak masuk sama sekali pas aku TKD. Yang masuk malah jaman-jaman orde lama, perdana menteri dan kabinetnya siapa, kebijakannya apa, pokoknya tentang orde lama. Jadi, who knows? Mungkin selanjutnya tentang orba? Intinya perbanyak membaca, kan nggak ada salahnya juga. Hapalin sejarah-sejarah. Minimal taulah, jangan sampe nggak ada bayangan sama sekali. More you read more you know.

Oiya tambahan, di TIU juga ada soal yang ngasih teks panjang banget, saran aku kalo nemu soal kayak gini, jangan dulu dibaca teksnya, baca dulu soalnya, karena ternyata teks sama soal rada nggak nyambung. Dengan teks yang sangat panjang, soalnya cuma nanyain apa sinonim dari kata "lalala" gitu, jadi kita nggak wasting time buat baca soalnya.

Okee sekian post kali ini, semoga bermanfaat. Doakan juga angkatan kami cepat ditempatkan di tempat yang terbaik.

24 Okt 2016

My life recently

Hmmmm, yes I know no one actually care with my life recently. But, karena sekarang aku pengangguran seanggur-anggurnya jadi yaudah, nulis blog aja daah. Jadi, kenapa sekarang aku menganggur? Yaak tepat sekali, karena barusan wisuda *uhuy*. Nggak barusan sih wisudanya udah lama, tanggal 8 Oktober kemarin. Ternyata rasanya nggak ada kegiatan gini amat yaak *sigh*. I hope this penempatan things cepet selesai, kami cepeet ditempatin aamiin aamiin (terus nanti ngeluh banyak kerjaan) (ya namanya juga manusia). Anywaaaay, I will tell you my feelings when I was officially graduated 8th of October 2016. Jadi, ternyata rasanya wisuda itu.. gimana yaa... jadi, pas wisuda itu seneng, seneng sih ibu ayah udah tenang, dua anaknya udah wisuda, seneng dan syukur alhamdulillah udah selesai tepat waktu. Dan juga syukur alhamdulillah, dengan usaha selama 4 tahun ini yang terbilang banyakan streaming youtube dan nonton drama koreanya hasilnya yaa segitu udah lumayan alhamdulillah. Tapi, sedih juga belum bisa bikin dua orang yang paling aku cintai nangis bangga. Sedih pas liat yang juara satu ngasih bunga ke orang tua masing-masing, meanwhile ibu dan ayah ku cuma bisa nonton. I hope I can do more for you next time mom, dad. Dan, terimakasih banyak ibu dan ayah yang selalu mendukung anak mu ini. Terimakasih banyak untuk selalu mengiringi langkah-langkah ku dengan doa-doa kalian. Terimakasih banyak untuk semua keringat yang kalian curahkan demi anak kalian ini, terimakasih banyak untuk cinta yang berlimpah, terimakasih banyak buuk... yaah... nggak tau lagi kata-kata apa yang harus diucapin buat ibu dan ayah, selain terimakasih banyak dan maaf :""). Maaf belum bisa ngasih apa-apa sampe detik ini, maaf masih ngerepotin dan numpang hidup, semoga secepatnya ayuk bisa membahagiakan ibu dan ayah yaah, aamiin aamiin. I love you bu.. yah.. I love you so muuch, both of you are the best gift from Allah to me.

Selanjutnya mau mengucapkan terimakasih pada temen-temen ku yang senantiasa membantu terutama selama aku berada di jurusan Statistik Sosial dan Kependudukan. Oke, mau cerita dikit, jadi pada tingkat 2 setelah di juruskan ke jurusan statistika dan komputasi statistik, kami yang berada pada jurusan statistika akan disuruh memilih lagi peminatan, ada dua peminatan yaitu ekonomi dan sosial kependudukan. Dari awal, aku udah memantapkan hati untuk milih jurusan sosial dan kependudukan. Kenapa? gak tau yaa, perasaan ekonomi udah terlalu mainstream apalagi di keluarga ku, ayah jurusan ekonomi, kakak juga ekonomi, jadi pengen beda aja pokoknya haha. Terus anak kosan semuanya ekonomi, jadi tambah nggak pengen ekonomi, pengen tau sosial dan kependudukan itu kayak gimana sih. Dan terbukti nilai-nilai yang berkaitan degan sosial dan kependudukan kecil semua hahahahahahahahahaha *miris*. But, di peminatan ini aku ketemu temen-temen baru, nama grupnya di whatsapp sih teletubbies, aku yang namain, nggak tau kenapa, teletubbies lucu aja. Jadi kita itu sekelas pas tingkat 3, pas tingkat 3 juga nggak deket-deket amat, yaa lebih tepatnya emang nggak deket biasa aj, ayu temenan sama ime dan vanya, mbul gaktau dah temenan sama siapa aku nggak merhatiin wkwkwk, mega juga aku nggak tau :") (ANSOS BANGET ASTAGHFIRULLAH). Terus pas tingkat 4, ayu, mbul, vanya dan aku sekelas lagi. Gaktau gimana ceritanya yaa kok bisa deket sih, auk amat lupa beneran. Pokoknya jadi temen aja udah. Semoga kita tetap bisa berteman sampe nanti-nanti yaa teman-teman, semoga bisa hadir lengkap di setiap nikahan kita wkwkwk.



Terus mau ngucapin terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya juga buat dosbing kuu tercinta. Ibu Rani Nooraeni yang super cantik, sangat baik, sabar, pinter. Pokoknya sangat bersyukur beliau jadi dosbing ku, nggak bisa bayangin kalo bukan beliau yang jadi dosbingku. Sayangnya nggak ada poto sama ibunya, nanti kalo ke kampus lagi mau poto ah.

Terimakasih juga buat befu, yang karena aku beda jurusan sendiri nggak ada foto sama aku, nanti yaa kita poto lengkap-lengkap. Terimakasih befu untuk memaklumi tingkah dan sifat ku selama hampir 4 tahun ini. Terimakasih buat karokeannya, makan di hanamasa 2 tahun sekalinya, surprise pas ulang tahunnya.

Terimakasih juga buat adik-adik, temen-temen, kakak-kakak yang udah ngasih hadiah-hadiah yang luaar biasaa, yang udah menyempatkan hadir di wisuda kemaren, terimakasih banyak.


Terus kok ini postan nya jadi ucapan makasih gini yaa? hahaha yaudah gapapa, suka-suka laah, pengangguran maah bebas. Berhubung udah ngucapin makasih, mau ngucapin syukur dan terimakasih banyak ke Allah SWT,yang mahaa baiiik, sangaaat baiiiik, alhamdulillah, terimakasih ya Allah untuk nikmat-nikmat yang engkau selalu beikan pada hamba setiap detiknya. Terimakasih selalu mendengarkan doa-doa hamba. Terimakasih :").

Okee sekian ucapan terimakasih kali ini, selanjutnya mungkin akan ngepost tentang TKD (?). Jika aku gabut lagi nanti.... see yaa people!